A.Definisi
Infertilitas (pasangan
mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan
sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi
belum memiliki anak. (Sarwono,
2000).
Infertilitas adalah
pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun
tetapi belum hamil. (Manuaba,
1998).
Infertilitas adalah
ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu
satu tahun. Infertilitas primer bila
pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder
bila istri pernah hamil. (Siswandi,
2006).
Salah satu yang paling ditakutkan
adalah ketidaksuburan atau infertilitas yang sering dikaitkan
dengan kemandulan pada salah
satu pasangan. Bagi wanita, ketidaksuburan atau infertilitas disebabkan karena
gagalnya pelepasan sel telur atau indung telur tidak dapat menghasilkan sel
telur yang matang. Dengan demikian tidak terjadi ovulasi sehingga sel telur
tidak masuk ke saluran telur yang menyebabkan tidak dapat terjadi pembuahan.
Kondisi ini disebut sebagai ovulation
disorder. Penyebab lainnya adalah tertutupnya atau tersumbatnya tuba
falopi atau saluran telur. Atau adanya endometriosis atau sering dikenal sebagai kista yaitu tumbuhnya jaringan dinding
rahim di luar rahim.
Sedangkan bagi pria,
ketidaksuburan sering disebabkan karena tidak adanya produksi sperma pada
kantung sperma. Jikapun ada produksi sperma, namun jumlahnya sangat sedikit
sehingga ketika masuk ke vagina, tidak ada sperma yang berhasil membuahi sel
telur.
Menurut Weschler, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang
berkesimpulan dirinya infertil, padahal sebenarnya belum tentu demikian:
- Apabila dalam satu tahun tidak terjadi kehamilan meski menjalani hubungan intim tanpa kontrasepsi.
- Jika siklus menstruasi tidak teratur. Padahal, tidak semua wanita memiliki siklus 28 hari, dan ovulasi tidak selalu terjadi pada hari ke 14.
- Dokter terburu-buru mengambil kesimpulan hanya berdasarkan frekuensi hubungan intim, dan terburu-buru menerapkan tes-tes yang invasif atau terburu-buru memberikan obat. Padahal, keseringan hubungan intim tidak akan menghasilkan kehamilan apabila dilakukan pada waktu yang tidak tepat. Dokter yang teliti akan mengambil langkah berikut terlebih dahulu:
- Analisa sperma pada pria.
- Analisa pemetaan kesuburan wanita. Pada hari keberapakah si wanita mengalami ovulasi?
- Dokter hanya memfokuskan mengambil solusi berdasarkan kenaikan suhu basal tubuh, dan mengabaikan pengamatan lendir leher rahim. Padahal, kenaikan suhu terjadi pada saat ovum sudah mati, sementara masa subur adalah tepat sebelum kenaikan suhu tersebut terjadi. Lihat menstruasi.
- Dokter melakukan tes kesuburan pada waktu yang tidak tepat. Contohnya adalah :
- Penerapan tes pasca-senggama (postcoital test), yang dimaksudkan untuk menganalisa apakah sperma tersebut subur, dan apakah lendir leher rahim wanita kondusif untuk pembuahan. Padahal, jika tes ini dilakukan bukan pada fase subur, tes ini akan invalid. Dan jangan lupa, tidak semua orang mengalami ovulasi pada hari 14 setelah menstruasi.
- Demikian juga tes biopsi dinding rahim, tidak akan menunjukkan hasil yang baik jika waktunya tidak tepat
- Alat untuk menentukan masa subur kadang kala tidak tepat:
- Alat ini biasanya mendeteksi munculnya hormon LH sebelum ovulasi. Padahal, ada wanita yang mengalami sindrom LUFS di mana hormon LH tidak menyebabkan ovulasi.
- Ada wanita yang mengalami kemunculan hormon LH jauh sebelum ovulasi itu sendiri (mini-peaks of LH).
- Alat ini tidak memberitahu apakah lendir leher rahim kondusif untuk sperma
- Ketepatan alat ini bisa berkurang jika terkena panas yang berlebihan
- Alat ini tidak akan memberi hasil positif jika dilakukan bukan pada masa subur. Sementara banyak wanita yang menyangka dirinya berovulasi hanya pada hari ke 14. Padahal tidak selalu demikian.
- Obat kesuburan seperti Pergonal atau Danicrone bisa mempengaruhi alat tersebut
- Alat ini tidak akurat untuk wanita di atas 40 tahun
- Ada wanita yang menyangka dirinya tidak bisa hamil, padahal kenyataannya dia bisa hamil tetapi mengalami keguguran.
Menurut
Weschler, hal di atas bisa diatasi dengan menerapkan metode kesadaran
kesuburan untuk mengetahui kapan fase subur terjadi.
Pasangan dengan infertilitas primer tidak pernah mampu
untuk hamil, sementara, di sisi lain, infertilitas sekunder adalah sulit
hamil setelah sudah memiliki dipahami (dan baik membawa kehamilan untuk jangka,
atau mengalami keguguran). Secara teknis, infertilitas sekunder adalah tidak
hadir jika telah terjadi perubahan mitra.
B.Penyebab Infertilitas
Pada Wanita
· Gangguan organ reproduksi
1.
Infeksi
vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan
pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina
2.
Kelainan
pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus
serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim
terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan
parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim
3.
Kelainan
pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu
pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya
gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus
berulang Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba
falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu
· Gangguan ovulasi Gangguan ovulasi ini
dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada
sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi.
Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan
obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise.
Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan
untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.
· Kegagalan implantasi Wanita dengan
kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan
endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium
tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah
abortus.
· Endometriosis
· Abrasi genetis
· Faktor immunologis Apabila embrio
memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi
sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus
spontan pada wanita hamil.
· Lingkungan Paparan radiasi dalam dosis
tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan
toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan
mempengaruhi kesuburan.
Pada Pria
Ada beberapa kelainan umum yang
dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu :
· Abnormalitas sperma; morfologi,
motilitas
· Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi
rerograde, hipospadia
· Abnormalitas ereksi
· Abnormalitas cairan semen; perubahan
pH dan perubahan komposisi kimiawi
· Infeksi pada saluran genital yang
meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada
saluran genital
· Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti
cancer
· Abrasi genetik
Pasangan infertil
merupakan satu kesatuan biologis sehingga keduanya sebaiknya dilakukan pemeriksaan. Adapun syarat-syarat sebelum dilakukan pemeriksaan adalah:
2.
Istri
dengan usia 31-35 tahun dapat langsung diperiksa ketika pertama kali datang.
3.
Istri
pasangan infertil dengan usia 36-40 tahun dilakukan pemeriksaan bila belum mendapat anak
dari perkawinan ini.
Pertama kali yang dilakukan dalam pemeriksaan adalah dengan mencari penyebabnya. Adapun langkah pemeriksaan infertilitas adalah sebagai berikut :
a.Pemeriksaan
Umum
- Anamnesa, terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara umum dan khusus.
§
Anamnesa umum
Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi hubungan seksual, tingkat kepuasan seks, penyakit yang pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat perkawinan yang dulu, apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak, umur anak terkecil dari perkawinan tersebut.
Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi hubungan seksual, tingkat kepuasan seks, penyakit yang pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat perkawinan yang dulu, apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak, umur anak terkecil dari perkawinan tersebut.
§
Anamnesa khusus
Istri : Usia saat menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/ haid, apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan rasa nyeri, adakah keputihan abnormal, apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).
Istri : Usia saat menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/ haid, apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan rasa nyeri, adakah keputihan abnormal, apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).
Suami :
Bagaimanakah tingkat ereksi, apakah
pernah mengalami penyakit hubungan seksual, apakah
pernah sakit mump
(parotitis epidemika) sewaktu kecil.
- Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik umum meliputi tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan).
- Pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin meliputi darah lengkap, urin lengkap, fungsi hepar dan ginjal serta gula darah.
- Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan penunjang disini bias pemeriksaan roentgen ataupun USG.
b.Pemeriksaan Khusus
a.
Penatalaksanaan suhu basal; Kenaikan suhu basal setelah
selesai ovulasi dipengaruhi oleh hormon
progesteron.
c.
Pemeriksaan lendir serviks; Hormon
progesteron menyebabkan perubahan lendir serviks menjadi kental.
Gangguan ovulasi disebabkan :
Terapi : Sesuai dengan etiologi, bila
terdapat disfungsi kelenjar hipofise ddengan memberikan pil oral yang
mengandung estrogen dan progesteron, substitusi
terapi (pemberian FSH dan LH) serta pemberian clomiphen untuk merangsang
hipofise membuat FSH dan LH. Selain clomiphen dapat diberikan bromokriptin yang
diberikan pada wanita anovulatoir dengan
hiperprolaktinemia. Atau dengan pemberian Human Menopausal Gonadotropin/ Human Chorionic Gonadotropin untuk wanita yang tidak
mampu menghasilkan hormon gonadotropin
endogen yang adekuat.
Pemeriksaan sperma dinilai atas jumlah spermatozoa, bentuk dan pergerakannya. Sperma yang ditampung/ diperiksa adalah sperma yang keluar dari pasangan suami istri yang tidak melakukan coitus selama 3 hari. Pemeriksaan sperma dilakukan 1 jam setelah sperma keluar.
§
Ejakulat
normal
: volume 2-5 cc, jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc, pergerakan 60 % masih
bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan, bentuk abnormal 25 %.
§
Spermatozoa pria
fertil : 60 juta per cc atau lebih, subfertil : 20-60 juta per cc, steril
: 20 juta per cc atau kurang.
Sebab-sebab
kemandulan pada pria adalah
masalah gizi, kelainan metabolis, keracunan, disfungsi
hipofise, kelainan traktus genetalis (vas
deferens).
·
Pemeriksaan Lendir Serviks
Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan spermatozoa adalah :
Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan spermatozoa adalah :
1.
Sims
Huhner Test (post coital tes), dilakukan sekitar ovulasi. Pemeriksaan ini menandakan bahwa : teknik coitus
baik, lendir cerviks normal,
estrogen ovarial cukup ataupun sperma cukup baik.
2.
Kurzrork
Miller Test, dilakukan bila hasil dari pemeriksaan Sims Huhner Test kurang baik dan dilakukan
pada pertengahan siklus.
Untuk
mengetahui keadaan tuba dapat
dilakukan : a) Pertubasi (insuflasi = rubin test); pemeriksaan ini
dilakukan dengan memasukkan CO2 ke dalam cavum uteri. b)
Hysterosalpingografi; pemeriksaan ini dapat
mengetahui bentuk cavum uteri, bentuk
liang tuba bila
terdapat sumbatan. c) Koldoskopi; cara ini dapat digunakan untuk melihat
keadaan tuba dan ovarium. e)
Laparoskopi; cara ini dapat melihat keadaan genetalia interna dan
sekitarnya.
·
Pemeriksaan Endometrium
Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan mikrokuretase.
Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka : endometrium tidak bereaksi terhadap progesteron, produksi progesterone kurang.
Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan mikrokuretase.
Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka : endometrium tidak bereaksi terhadap progesteron, produksi progesterone kurang.
D.Cara Mengatasi Infertilitas
1.
Bayi
Tabung
Salah
satu metode untuk mengatasi ketidaksuburan atau infertilitas adalah dengan bayi
tabung. Bayi tabung pertama kali berhasil dilakukan terhadap seorang bayi
perempuan bernama Louise Joy Brown di Inggris pada tanggal 25 Juli 1978.
Prosesnya dilakukan dengan mengambil sel telur dari ovarium ibu lalu disatukan
dengan sperma ayah dalam sebuah medium cair di gelas laboratorium. Lalu sel
telur dibuahi di laboratorium. Setelah sel telur dibuahi, sekitar dua setengah
hari kemudian, sel telur telah terbagi menjadi delapan sel yang sangat kecil.
Kemudian dimasukkan ke dalam uterus atau rahim ibu untuk berkembang secara
normal menjadi bayi. Sejak saat itu, berbagai terapi dan teknologi dikembangkan
untuk mengatasi masalah kesuburan baik pada pria maupun wanita.
Proses
bayi tabung dilakukan dengan proses yang dikenal sebagai in vitro
fertilization (IVF) atau pembuahan in vitro. IVF menjadi
momentum untuk pengembangan perawatan dan terapi berikutnya untuk teknologi
pembantu reproduksi atau assisted reproductive technology (ART).
ART mencakup berbagai perawatan untuk masalah kesuburan. Termasuk sel telur
dari wanita lain lalu dibuahi untuk dikembangkan di rahim seorang wanita yang
lain lagi. Tahun 1994 di Italia, seorang wanita tua berusia 62 tahun yang sudah
tidak memiliki sel telur melahirkan seorang bayi yang berasal dari sel telur
wanita lain yang dibuahi dengan sperma suaminya. Jadi banyak metode yang bisa
dilakukan untuk mengatasi masalah kesuburan.
Ada beberapa jenis perawatan untuk masalah kesuburan baik untuk pria maupun wanita. Selain bayi tabung, perawatan-perawatan berikut juga telah melalui serangkaian proses penelitian dan angka keberhasilannya cukup memuaskan bagi pasangan yang memiliki masalah kesuburan. Beberapa kelompok agama menganggap beberapa jenis metode bayi tabung maupun inseminasi buatan termasuk melanggar hukum agama. Hal ini khususnya jika pembuahan atau pengembangan bayi dilakukan bukan di rahim ibu yang memberikan sel telur ataupun bukan menggunakan sperma yang berasal dari suami sendiri. Dengan kata lain, bagi beberapa kelompok agama, jika melibatkan pihak ketiga baik sebagai donor maupun media pembuahan yang bukan suami atau istri sah, itu sudah dianggap melanggar hukum agama. Karena itu masalah memilih perawatan ini adalah keputusan pribadi setiap pasangan dan perlu didiskusikan secara mendalam.
Beberapa jenis teknik perawatan untuk masalah ketidaksuburan atau
infertilitas yang memiliki tingkat keberhasilan cukup tinggi di antaranya
yaitu:
- Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan atau artificial
insemination (sering disingkat sebagai AI) dilakukan dengan
memasukkan cairan semen yang mengandung sperma dari pria ke dalam organ
reproduksi wanita tanpa melalui hubungan seks atau bukan secara alami. Cairan
semen yang mengandung sperma diambil dengan alat tertentu dari seorang suami
kemudian disuntikkan ke dalam rahim isteri sehingga terjadi pembuahan dan
kehamilan. Biasanya dokter akan menganjurkan inseminasi buatan sebagai langkah
pertama sebelum menerapkan terapi atau perawatan jenis lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar